setiap sudut hutan menawarkan keindahan tersendiri: dari jalinan akar yang menjalar ke segala arah hingga tanah dan bebatuan yang tertutup lumut, seolah-olah melambangkan usia hutan yang tak terhingga. Makin jauh kita melangkah, makin terasa semangat petualangan mengalir, mendorong kita untuk terus mengeksplorasi lebih dalam. Hutan ini seolah menyambut kita dengan pelukan penuh misteri dan keheningan yang menenangkan.

Sebelum memulai perjalanan, suasana sudah terasa begitu hangat,sambil memperkenalkan suasana alam yang akan kita jelajahi. Suara alam seakan menyambut kita untuk saling mengingat dan selalu mendengarkan dengan seksama. “sebuah perjalanan di hutan tidak hanya untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga untuk menjaga dan merawatnya,” beberapa point yang harus di ingat yaitu keselamatan. Setiap jalur yang akan dilalui sudah dipetakan mulai dari tantangan yang mungkin dihadapi sepanjang perjalanan. “Jangan terburu-buru, nikmati setiap langkah, dan pastikan selalu tetap menjaga jarak satu sama lain,” cek kembali peralatan dan persiapan serta menjaga energi selama perjalanan dan di awali dengan Doa untuk terima kasih atas kesempatan untuk menikmati keindahan alam, serta memohon perlindungan dan kelancaran dalam perjalanan. Tidak hanya itu, doa ini juga mencakup harapan untuk kelestarian alam, agar generasi mendatang tetap dapat merasakan udara segar dan keindahan alam yang sama.
Lorong Lumut – Puncak Jayagiri
Perjalanan dimulai dengan kaki yang melangkah perlahan di lorong lumut yang begitu indah, dengan udara yang sejuk dan aroma alam yang menyegarkan. Jalan yang kami lalui landai, terasa begitu nyaman meskipun ada sedikit penurunan, mengingat posisi lorong lumut yang memang berada di atas. Langkah demi langkah, jalur yang tertutup lumut ini memberikan sensasi seperti berjalan di atas permadani hijau yang empuk, dengan pepohonan besar yang menaungi kami dari atas. Suara langkah kami pun serasa tenggelam dalam keheningan alam,

Lorong lumut sering kali ditemukan di kawasan hutan tropis atau hutan yang cukup lebat, di mana kelembapan udara tinggi dan tanahnya kaya akan nutrisi. Lumut tumbuh subur di tanah atau di batang pohon yang terlindung dari sinar matahari langsung. Inilah yang menciptakan nuansa khas, yakni suasana lembap dan teduh. Tumbuhan ini tidak hanya mempercantik jalur, tetapi juga berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem, membantu menjaga kelembapan tanah dan meningkatkan kualitas udara. Ketika melakukan hiking melalui lorong lumut, kita akan merasakan jalan yang cenderung landai atau menurun, karena lorong lumut sering kali terbentuk di daerah yang lebih tinggi atau di bagian bawah lereng gunung. Jalur ini terasa lebih mudah dilalui karena kemiringannya yang tidak terlalu tajam, meskipun ada beberapa bagian yang mungkin sedikit licin akibat lumut yang basah. Ini adalah pengalaman yang mengedukasi kita untuk lebih menghargai dan menjaga ekosistem sekitar kita, mulai dari cara kita memperlakukan sampah hingga upaya menjaga keseimbangan alam yang ada di sekeliling kita.
WELCOME To Puncak JAYAGIRI
Puncak Jayagiri memang memiliki sejarah yang cukup ikonik di kalangan para pendaki, terutama yang aktif pada tahun 70-an. Sebagai salah satu destinasi pendakian yang terkenal di kawasan Bandung, Puncak Jayagiri memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi pemandangan alamnya maupun sebagai salah satu jalur pendakian yang cukup menantang di masa itu.
Pada era 70-an, pendakian gunung dan puncak-puncak di sekitar Bandung belum sepopuler sekarang. Banyak pendaki yang mencari tantangan dan pengalaman di alam bebas, dan Jayagiri menjadi salah satu tempat yang sangat dihormati oleh komunitas pendaki kala itu. Jalur menuju puncak Jayagiri, meskipun tidak terlalu panjang, cukup terkenal dengan keindahan alamnya yang asri dan rimbun. Bagi para pendaki generasi 70-an, pendakian ini bukan hanya soal mencapai puncak, tetapi juga tentang menikmati perjalanan melalui hutan tropis yang lebat dan udara yang segar.

Selain itu, Puncak Jayagiri menjadi tempat yang menggugah semangat petualangan dan rasa kebersamaan di kalangan pendaki. Pada masa itu, peralatan pendakian mungkin masih sederhana, dan pengalaman lebih mengutamakan pengetahuan mengenai alam serta ketahanan fisik. Sering kali, perjalanan ke Jayagiri dijadikan sebagai pengalaman berharga yang mengajarkan tentang keberanian, ketekunan, dan pentingnya menjaga alam. Seiring waktu, meskipun Jayagiri tidak ramai bagi para pendaki modern, jejak-jejak sejarah dari pendakian di masa lalu tetap terasa. Banyak pendaki tua yang mengenang perjalanan mereka ke Puncak Jayagiri sebagai kenangan yang membentuk jiwa petualang mereka. Keindahan alam sekitar dan keasrian jalur pendakian yang menantang menjadikan Jayagiri sebagai salah satu puncak yang tidak hanya ikonik, tetapi juga sarat dengan kenangan penuh makna bagi banyak pendaki dari generasi ke generasi.

Setelah menikmati suana puncak jayagiri, kami melanjutkan perjalanan menuju situs bersejarah yang terletak tak jauh dari sana. puncak gunung putri.
Begitu turun dari puncak, suasana berubah dengan cepat. Alam seakan menunjukkan wajah yang berbeda, seolah-olah menyambut kami dengan kabut tebal yang menawan. Udara menjadi semakin dingin Namun justru inilah yang membuat pengalaman kami semakin menarik dari sebuah sebuah perjalanan yang penuh kejutan.
beberapa menit setelah kabut tiba-tiba rintik hujan mulai turun dengan perlahan. Hujan yang turun memberi kesan segar dan menyejukkan, harum dari daun pinus mulai bertebaran “kesan wewangian Alam ” semakin menghidupkan suasana yang tenang dan penuh misteri. dari pandangan menciptakan pemandangan yang semakin dramatis, seakan-akan kami melangkah di dunia lain yang penuh rahasia. seperti kehidupan masing masing setiap manusia.
Bungker Gunung Putri Lembang
Setelah menikmati pemandangan luas dari puncak Jayagiri, kami melanjutkan perjalanan menuruni jalur yang semakin dipenuhi oleh pepohonan rindang. Jalan menuju bunker ini penuh dengan sensasi tersendiri, karena di sekitar kami, alam terus berubah ubah dengan cepat.


Setelah beberapa waktu, kami mulai melihat tanda-tanda sejarah, dan di sinilah suasana mulai berubah menjadi lebih bersejarah. Bunker Belanda, yang dulu digunakan sebagai pertahanan pada masa penjajahan, kini berdiri dengan penuh cerita. Bangunan beton yang kokoh itu tersembunyi di tengah hutan, hampir terlupakan oleh waktu. Meskipun sebagian besar bunker sudah tertutup oleh tanaman dan lumut, tetap terasa aura masa lalu yang menonjol di setiap sudutnya.
Bunker itu sendiri terlihat sangat berbeda dengan struktur alami di sekitarnya. Bangunan yang dulu menjadi tempat perlindungan tentara Belanda ini kini menjadi saksi bisu dari sejarah kolonial yang penuh dengan konflik. Kami memasuki bunker seakan ingin merasakan atmosfer masa lalu yang masih terasa Suasana di dalam bunker cukup gelap, hanya cahaya yang masuk melalui celah-celah kecil di dinding beton yang memberi sedikit penerangan.
Puncak Gunung Putri
Puncak Gunung Putri di Lembang adalah salah satu tujuan pendakian yang terkenal di kalangan para pecinta alam, terutama bagi mereka yang mencari petualangan dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Gunung Putri terletak di kawasan Lembang, Bandung, dan memiliki ketinggian sekitar 1.587 meter di atas permukaan laut.

Akhir perjalanan di Puncak Gunung Putri Lembang adalah momen yang penuh makna, di mana semua rasa lelah dan tantangan pendakian terbayar dengan pemandangan yang memukau. Setelah melalui jalur yang cukup menantang, baik yang landai maupun yang sedikit lebih curam, langkah kaki kita akhirnya membawa kami ke puncak yang penuh dengan ketenangan dan keindahan alam.

Setelah menikmati waktu di puncak, perjalanan kembali turun dimulai dengan hati yang puas dan penuh rasa syukur. Meskipun menuruni gunung selalu terasa sedikit lebih lambat karena jalan yang menurun menjadi pegal setiap langkahnya. tapi tetap dipenuhi dengan kenangan akan keindahan yang baru saja disaksikan. Akhir perjalanan di Puncak Gunung Putri Lembang bukan hanya tentang mencapai tujuan fisik, tetapi juga tentang merasakan kedamaian batin dan mendapatkan kembali energi dari alam yang begitu indah dan mempesona.