
Mengunjungi Gunung Putri Lembang bukan hanya sekadar menikmati keindahan alamnya, tetapi juga mengajak kita untuk merenung sejenak tentang perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Tempat ini mengingatkan kita akan perjuangan dan keteguhan hati para pahlawan yang mempertahankan tanah air, serta bagaimana sejarah dunia dan Indonesia saling berhubungan. Dengan semakin populernya Gunung Putri sebagai destinasi wisata, harapannya adalah masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami sejarah yang tersimpan di balik keindahan alamnya. Menelusuri jejak-jejak sejarah sambil menikmati pesona alam Lembang tentunya akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi setiap pengunjung
Saat ini, Gunung Putri Lembang dikenal sebagai tempat wisata alam yang menawarkan pemandangan yang indah, udara yang sejuk, dan suasana yang tenang. Wisatawan yang datang ke sini dapat menikmati keindahan alam dengan berbagai aktivitas seperti hiking, bersepeda, atau sekadar bersantai menikmati pemandangan gunung dan lembah yang hijau. Lokasinya yang berada di ketinggian menjadikannya salah satu tempat yang populer bagi para pecinta alam dan fotografi. Selain itu, kawasan sekitar juga terkenal dengan tempat-tempat wisata lain seperti Ciater yang memiliki sumber air panas alami dan berbagai fasilitas rekreasi. Gunung Putri, dengan kedekatannya dengan kawasan wisata Ciater, menjadi pilihan yang ideal untuk menikmati keindahan alam sekaligus meresapi sejarah yang ada di baliknya.
Benteng Gunung Putri Lembang: Saksi Sejarah Perang Dunia dan Peninggalan Kolonialisme
Di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terdapat sejumlah benteng yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda sebagai bagian dari sistem pertahanan di era Perang Dunia. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Benteng Gunung Putri, yang terletak di puncak bukit Jayagiri, Lembang. Benteng ini memiliki nilai sejarah yang besar, bukan hanya sebagai warisan kolonial, tetapi juga sebagai saksi bisu dari perjuangan Belanda melawan invasi Jepang selama Perang Dunia II.
Benteng sebagai Sistem Pertahanan Kolonial
Pada periode 1913 hingga 1917, pemerintah kolonial Belanda membangun tiga benteng di kawasan Lembang untuk memperkuat pertahanan mereka. Benteng-benteng tersebut adalah Benteng Pasir Ipis, Benteng Pasir Malang, dan Benteng Gunung Putri. Ketiga benteng ini, meskipun dibangun pada masa yang berbeda, memiliki tujuan yang sama, yaitu sebagai benteng pertahanan terhadap ancaman yang datang, baik dari luar maupun dalam negeri.
Pada masa Perang Dunia II, Lembang menjadi salah satu titik strategis bagi Belanda, terutama sebagai benteng pertahanan terakhir sebelum pasukan Jepang berhasil merebut Kota Bandung. Benteng Gunung Putri, yang terletak di wilayah yang cukup tinggi, memiliki posisi yang sangat menguntungkan untuk melakukan pengintaian. Dengan akses penglihatan yang luas dari puncaknya, benteng ini memainkan peran penting dalam sistem pertahanan Belanda.
Benteng Gunung Putri: Peninggalan Sejarah yang Terkikis Waktu

Hiking bersama jivan masterplan
Meskipun saat ini Benteng Gunung Putri masih terlihat cukup utuh, kondisinya sudah jauh dari sempurna. Sebagian besar bangunan mengalami kerusakan akibat pembiaran dan tindakan vandalisme, di mana banyak bagian besi rangka bangunan dibongkar oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Semak-semak liar yang tumbuh subur di sekitar benteng, serta beberapa bagian yang tertimbun tanah, membuat kondisi benteng ini semakin terlupakan.
Di bagian depan benteng, terdapat sebuah gapura besar yang berfungsi sebagai pintu masuk utama. Gapura ini terbuat dari tembok tebal dan di kedua sisi terdapat tangga menuju ke dalam benteng. Setelah melewati gapura, pengunjung akan menemukan sebuah blok bangunan dengan ruangan-ruangan yang sudah terbuka dan rusak. Diperkirakan terdapat empat blok terpisah di dalam benteng, dan salah satunya memiliki cerobong asap yang masih utuh, menandakan fungsi benteng tersebut sebagai tempat penyimpanan senjata dan perlengkapan perang.
Fungsi Benteng Gunung Putri
Melihat struktur dan desain bangunan Benteng Gunung Putri, kita bisa melihat bahwa benteng ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengintaian, tetapi juga sebagai tempat penyimpanan senjata, perlengkapan perang, dan bunker untuk melindungi pasukan Belanda dari serangan. Benteng ini dirancang untuk memenuhi berbagai fungsi dalam sistem pertahanan yang lengkap, yang melibatkan perlindungan, pengintaian, dan penyimpanan logistik perang.
Namun, meskipun memiliki nilai sejarah yang sangat penting, Benteng Gunung Putri kini terlupakan dan tidak terawat dengan baik. Kondisi ini menjadikan benteng tersebut hampir tidak tampak sebagai peninggalan bersejarah yang sudah lebih dari seabad usianya.
Menjaga Warisan Sejarah
Benteng Gunung Putri merupakan salah satu bukti sejarah yang patut dijaga dan dilestarikan. Selain sebagai peninggalan kolonial, benteng ini juga memiliki nilai edukasi yang penting bagi generasi sekarang tentang sejarah perjuangan dan kondisi sosial-politik pada masa Perang Dunia II. Mengingat pentingnya situs ini, harapannya adalah ada upaya dari pemerintah daerah maupun masyarakat untuk merawat dan melestarikan Benteng Gunung Putri agar generasi mendatang dapat lebih memahami dan menghargai perjuangan yang terjadi di masa lalu.
baca Selanjutnya ;